Social Icons

Pages

Kamis, 25 April 2013

MAKALAH MEDIA RELATIONS PADA SAAT KRISIS

MEDIA RELATIONS PADA SAAT KRISIS

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada matakuliah
Manajemen Krisis
Lokal PR / A



 Oleh :
JASRIPAN



Dosen Pembimbing
Dewi Sukartik, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013

A.      Permasalahan
Permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah mengenai berita yang saat ini terus diperbincangkan yang menjadi sorotan hangat bagi setiap kalangan mengenai kasus seorang anggota Satuan Lalu Lintas Polres Badung itu sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan di ruang Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Bali terkait rekaman pemalakan yang dilakukan terhadap turis Belanda beredar luas di situs video jejaring sosial YouTube.
Walaupun sebenarnya sampai saat ini ada sebuah tindakan yang sudah dilakukan oleh POLDA Bali mengenai kasus tersebut yakni dengan membebas tugaskan anggota polres badung Aipda Komang Sarjana, citra polisi khususnya POLDA Bali sudah terlanjur  buruk dimata masyarakat.
Walaupun tindakan pembebastugasan tersebut sudah dilakukan namun sampai ini media masih terus menyoroti kasus tersebut. Oleh karena itu pihak POLDA Bali serta kepolisian seluruh indonesia harus berusaha untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi lagi untuk beberapa waktu mendatang. Langkah bisa dilakukan bisa dari pihak PolDA Bali dan atau kepolisian secara nasional. Strategi dan langkah-langkahnya akan pemakalah bahas lebih lanjut di bab selanjutnya.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka pemakalah menmbuat rumusan masalah sebagai berikut.
  1.  Sejauh mana permasalahan yang telah dilakukan oleh oknum tersebut berpengaruh terhadap citra kepolisian ?
2.     Apa strategi atau cara yang bisa dilakukan oleh pihak POLDA Bali ketika sedang menghalami krisis yang ketahui masyarakat nasional ?
3.   Apa strategi atau cara yang dilakukan oleh pihak kepolisian secara nasional untuk mengembalikan citra yang baik bagi polisi ?

C.      Strategi Penanganan Krisis
Strategi yang harus dilakukan untuk pada saat menangani krisis (kasus POLDA Bali) adalah :
1.    Pihak POLDA Bali
Dari pihak POLDA Bali yang harus dilakukan adalah :
a.    Mengidentifikasi krisis
Pengidentifikasian krisis ini sangat penting dengan alasan sebagi berikut. Pertama, tanpa adanya kejelasan faktor yang merupakan krisis maka akan sulit untuk mengatasi krisis. Kedua dengan mengidentifikasi factor yang menjadi aspek penting krisis, perusahaan dapat mengetahui apakah krisis tersebut dapat ditangani atau tidak. Daripada membuang energi untuk menangani krisis yang jelas bakal tanpa memberikan hasil, perusahaan dapat melihat ke hal lain yang kiranya dapat mengurangi dampak krisis.
Harus disadari bahwa di kala perusahaan/instansi terkena krisis, banyak problem lain yang menyertainya yang merupakan krisis-krisis lainnya. Oleh karena itu krisis yang utama tersebut harus didentifikasi.
Identifikasi masalah dari kasus diatas adalah :
1.      Rusaknya citra kepolisian
2.      Adanya penyelewengan tugas dari oknum
b.      Analisis krisis
Dari pemasalah yang tampak kita bisa melihat bahwa adanya sebuah pelanggaran kewenangan atau penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh oknum dari pihak POLDA Bali yang efeknya bisa membuat citra kepolisian secara nasional menjadi buruk dimata masyarakat.
c.       Mengisolasi krisis
Krisis pada dasarnya sama dengan suatu penyakit menular. Bila seseorang terserang penyakit menular, dia harus diisolir dari orang-orang lainnya. Agar krisis tidak terlalu menganggu jalannya perusahaan, maka krisis harus ditangani oleh orang lain. Bila yang menangani krisis adalah seseorang yag sangat sibuk dan memegang jabatan vital di perusahaannya, maka kesibukannya menangani krisis akan mengganggu fungsi utamanya menjalankan perusahaan. Jika pemegang jabatan vital harus menangani krisis maka tugasnya harus dialihtugaskan kepada orang lain.
Menangani krisis menuntut waktu, tenaga, dan pikiran yang amat besar. Krisis walaupun melanda perusahaan, tetapi individu di dalam perusahaan lah yang menghadapinya. Bagaimanapun menghadapi krisis perlu adanya persiapan mental dan fisik. Di saat krisis berada dalam masa akut, seringkali anggota tim harus bekerja keras, kurang tidur, dan dilanda stress yang amat sangat. Keadaan lelah, kurang tidur dan stress yang tinggi ini akan menyebabkan keputusan yang diambil dalam menangani krisis menjadi kurang didasari oleh logika yang tepat. Oleh karena itu sangat disarankan agar anggota Tim krisis dipilih orang-orang yang kuat menghadapi stress dan semua kelelahan ini.
Bila anggota Tim tidak kuat dengan ‘pressure’ situasi yang begitu besar, baik dari media-massa maupun pihak lain, sebaiknya dia diganti dengan anggota yang lebih kuat. Selain itu anggota Tim perlu menyisihkan waktu untuk rileks guna menurunkan kelelahan dan stress. Bila seseorang harus menangani krisis disamping menjalankan fungsi vitalnya menjalankan perusahaan, sangat besar kemungkinan semuanya akan menjadi kacau. Krisis tidak terpecahkan dan jalan perusahaan menjadi kacau.
Pemakalah berpendapat bahwa di kasus pemalakah tersebut, pihak kepolisian POLDA Bali harus membuat tim khusus untuk menangani kasus tersebut secara serius.
d.      Menetapkan strategi untuk menghadapi krisis
Salah satu strategi yang digunakan pada saat krisis adalah melakukan media relation. Untuk melakukan media relations tersebut, POLDA Bali hendaknya menunjuk satu orang sebagai pusat informasi dan juru bicara. Kriteria serta aturan yang harus dilakukan oleh seorang juru bicara adalah sebagai berikut :
1.        Memberi informasi faktual dan jangan pernah berspekulasi
2.        Berbicara dengan tenang
3.        Hindari berbicara dengan menggunakan  jargon
4.        Hindari memberikan perincian yang menyeramkan atau menakutkan
5.        Hindari penyampaian kemungkinan penyebab terjadinya krisis
6.        Jagalah agar catatan atau informasi terperinci selalu terbuka
7.        Telaah pernyataan sebelumnya
8.        Umumkan informasi mukhtahir secara berkala dan hubungi wartawan yang sudah menerima informasi sebelumnya
9.        Ajak  petugas atau pakar teknis untuk bisa memberikan pejelasan mengenai hal-hal yang rumit
10.    Jangan pernah memberi jawaban atas pertanyaan wartawan dengan “no comment’
11.    Memantau liputan media dan lansung memberi tahu wartawan bila informasi yang penting tidak akurat penyiarannya.
12.    Jangan pernah mengungkapkan nama koran
13.    Buat daftar wartawan yang mendatangi lokasi kejadian
14.    Tekankan pada komitmen organisasi untuk melingdungi keamanan dan kenyamanan warga organisasi
15.    Hindari memberikan pernyataan of the record”
16.    Pertimbangkan untuk menyususn langkah-langkah publisitas untuk mengatasi kesan negatif yang ditingalkan krisis
17.    Bersiaplah untuk membahas 5W+1H krisis itu terjadi
18.    Jangan pernah memintah untuk melihat kembali catatan atau berita yang dilihat wartawan
19.    Bila informasi yang diperlukan wartawan tidak tersedia berikan penjelasan, kenapa belum tersedia
20.    Beri perlakuan yang sama pada setiap wartawan
21.    Beritahukan pada para wartawan waktu pemberitahuan informasi paling baru yang bisa diperoleh
22.    Buat kliping berita media cetak dan rekaman media elektronik
23.    Tunda semua siaran pers yang tidak on time hingga tiba saat yang baik setelah krisis
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan conferensi pers. Dalam melakukan konferensi pers, hal yang perlu dilakukan adalah mengundang pihak-pihak terkait yang bisa yang menjadi solusi tentang permasalahan tersebut seperti tim penyidik dan sebagainya.
Pada saat konferensi pers berlangsung tentukan seorang juru bicara, misalnya humas POLDA Bali. Hadirkan juga tim penyidik yang berwenang untuk bisa membantu menjawab pertanyaan dari wartawan. Kemudian, menekankan sisi positif untuk semua pertanyaan yang disampaikan pada media massa.

2. Pihak Polisi secara Nasional
Hal yang bisa dilakukan oleh pihak polisi secara nasional ketika sedang mengalami krisis dari kasus diatas antara lain :
1.        Membuat baliho tentang berbagai aturan dan sanksi lalu lintas.
2.        Mengadakan sosialisasi mengenai peraturan lalu lintas kepada masyarakat.
3.        Mengadakan bakti sosial kepada masyarakat untuk mengembalikan citra positif.
4.        Memaksimalkan pelayanan publik.
5.        Memperketat pengawasan pada anggota polisi.

D.      Kesimpulan
Jadi dari ilustrasi dan kejadian yang paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa membangun image ( building image ) sebuah instansi merupakan hal yang sangat besar dan sangat berpangaruh terhadap kelansungan instansi tersebut. Banyak hal yang akan diperoleh apabila image dan penilaian yang diberikan masyarakat terhadap instansi tersebut bernilai positive akan dapat meningkatkan eksistensi instansi khususnya POLDA bali tesrsebut. Dan peranan PR dalam hal pemecahan krisis yang dihapadi sangatlah berpengaruh dan sangat berguna dalam pemecahan dan penanggulan konflik yang ada pada tubuh internal instansi itu sendiri. Dan hal yang sangat perlu dilakukan saat krisis berlansung adalah pendekatan yang insidentil khususnya kepada publik supaya citra ( image ) di mata masayarakat akan kembali membaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Bacaan ini memberi manfaat bagi saudara....!!!!
Mohon masukan yang membangun, karena kita semua pasti pernah merasakan suatu kesalahan...!!!!!

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Tanpa Suatu Usaha, Maka jangan pernah berharap adanya Hasil.