MEDIA RELATIONS PADA
SAAT KRISIS
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada
matakuliah
Manajemen Krisis
Lokal PR / A
Oleh :
JASRIPAN
Dosen Pembimbing
Dewi
Sukartik, M.Si
JURUSAN
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013
A. Permasalahan
Permasalahan yang akan
kami bahas dalam makalah ini adalah mengenai berita yang saat ini terus
diperbincangkan yang menjadi sorotan hangat bagi setiap kalangan mengenai kasus
seorang anggota Satuan Lalu Lintas Polres Badung itu
sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan di ruang Bidang Profesi dan
Pengamanan Polda Bali terkait rekaman pemalakan yang dilakukan terhadap turis
Belanda beredar luas di situs video jejaring sosial YouTube.
Walaupun sebenarnya sampai
saat ini ada sebuah tindakan yang sudah dilakukan oleh POLDA Bali mengenai
kasus tersebut yakni dengan membebas tugaskan anggota polres badung Aipda
Komang Sarjana, citra polisi khususnya POLDA Bali sudah terlanjur buruk dimata masyarakat.
Walaupun tindakan
pembebastugasan tersebut sudah dilakukan namun sampai ini media masih terus
menyoroti kasus tersebut. Oleh karena itu pihak POLDA Bali serta kepolisian
seluruh indonesia harus berusaha untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang
akan terjadi lagi untuk beberapa waktu mendatang. Langkah bisa dilakukan bisa
dari pihak PolDA Bali dan atau kepolisian secara nasional. Strategi dan
langkah-langkahnya akan pemakalah bahas lebih lanjut di bab selanjutnya.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian di atas, maka
pemakalah menmbuat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Sejauh mana
permasalahan yang telah dilakukan oleh oknum tersebut berpengaruh terhadap
citra kepolisian ?
2. Apa strategi
atau cara yang bisa dilakukan oleh pihak POLDA Bali ketika sedang menghalami
krisis yang ketahui masyarakat nasional ?
3. Apa strategi
atau cara yang dilakukan oleh pihak kepolisian secara nasional untuk
mengembalikan citra yang baik bagi polisi ?
C. Strategi
Penanganan Krisis
Strategi yang harus
dilakukan untuk pada saat menangani krisis (kasus POLDA Bali) adalah :
1. Pihak POLDA
Bali
Dari pihak POLDA Bali yang harus dilakukan adalah
:
a. Mengidentifikasi
krisis
Pengidentifikasian krisis ini sangat penting
dengan alasan sebagi berikut. Pertama, tanpa adanya kejelasan faktor yang
merupakan krisis maka akan sulit untuk mengatasi krisis. Kedua dengan mengidentifikasi
factor yang menjadi aspek penting krisis, perusahaan dapat mengetahui apakah
krisis tersebut dapat ditangani atau tidak. Daripada membuang energi untuk
menangani krisis yang jelas bakal tanpa memberikan hasil, perusahaan dapat
melihat ke hal lain yang kiranya dapat mengurangi dampak krisis.
Harus disadari bahwa di kala perusahaan/instansi terkena krisis,
banyak problem lain yang menyertainya yang merupakan krisis-krisis lainnya.
Oleh karena itu krisis yang utama tersebut harus didentifikasi.
Identifikasi masalah dari kasus diatas adalah :
1.
Rusaknya
citra kepolisian
2.
Adanya
penyelewengan tugas dari oknum
b. Analisis
krisis
Dari pemasalah yang tampak
kita bisa melihat bahwa adanya sebuah pelanggaran kewenangan atau
penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh oknum dari pihak POLDA Bali yang
efeknya bisa membuat citra kepolisian secara nasional menjadi buruk dimata
masyarakat.
c. Mengisolasi
krisis
Krisis pada dasarnya sama dengan suatu
penyakit menular. Bila seseorang terserang penyakit menular, dia harus diisolir
dari orang-orang lainnya. Agar krisis tidak terlalu menganggu jalannya
perusahaan, maka krisis harus ditangani oleh orang lain. Bila yang menangani
krisis adalah seseorang yag sangat sibuk dan memegang jabatan vital di
perusahaannya, maka kesibukannya menangani krisis akan mengganggu fungsi
utamanya menjalankan perusahaan. Jika pemegang jabatan vital harus menangani
krisis maka tugasnya harus dialihtugaskan kepada orang lain.
Menangani krisis menuntut waktu, tenaga, dan
pikiran yang amat besar. Krisis walaupun melanda perusahaan, tetapi individu di
dalam perusahaan lah yang menghadapinya. Bagaimanapun menghadapi krisis perlu
adanya persiapan mental dan fisik. Di saat krisis berada dalam masa akut,
seringkali anggota tim harus bekerja keras, kurang tidur, dan dilanda stress
yang amat sangat. Keadaan lelah, kurang tidur dan stress yang tinggi ini akan
menyebabkan keputusan yang diambil dalam menangani krisis menjadi kurang
didasari oleh logika yang tepat. Oleh karena itu sangat disarankan agar anggota
Tim krisis dipilih orang-orang yang kuat menghadapi stress dan semua kelelahan
ini.
Bila anggota Tim tidak kuat dengan
‘pressure’ situasi yang begitu besar, baik dari media-massa maupun pihak lain,
sebaiknya dia diganti dengan anggota yang lebih kuat. Selain itu anggota Tim
perlu menyisihkan waktu untuk rileks guna menurunkan kelelahan dan stress. Bila
seseorang harus menangani krisis disamping menjalankan fungsi vitalnya
menjalankan perusahaan, sangat besar kemungkinan semuanya akan menjadi kacau.
Krisis tidak terpecahkan dan jalan perusahaan menjadi kacau.
Pemakalah berpendapat
bahwa di kasus pemalakah tersebut, pihak kepolisian POLDA Bali harus membuat tim
khusus untuk menangani kasus tersebut secara serius.
d. Menetapkan
strategi untuk menghadapi krisis
Salah satu strategi yang
digunakan pada saat krisis adalah melakukan media relation. Untuk melakukan
media relations tersebut, POLDA Bali hendaknya menunjuk satu orang sebagai
pusat informasi dan juru bicara. Kriteria serta aturan yang harus dilakukan
oleh seorang juru bicara adalah sebagai berikut :
1.
Memberi
informasi faktual dan jangan pernah berspekulasi
2.
Berbicara
dengan tenang
3.
Hindari
berbicara dengan menggunakan jargon
4.
Hindari
memberikan perincian yang menyeramkan atau menakutkan
5.
Hindari
penyampaian kemungkinan penyebab terjadinya krisis
6.
Jagalah agar
catatan atau informasi terperinci selalu terbuka
7.
Telaah
pernyataan sebelumnya
8.
Umumkan
informasi mukhtahir secara berkala dan hubungi wartawan yang sudah menerima
informasi sebelumnya
9.
Ajak petugas atau pakar teknis untuk bisa
memberikan pejelasan mengenai hal-hal yang rumit
10.
Jangan pernah
memberi jawaban atas pertanyaan wartawan dengan “no comment’
11.
Memantau
liputan media dan lansung memberi tahu wartawan bila informasi yang penting
tidak akurat penyiarannya.
12.
Jangan pernah
mengungkapkan nama koran
13.
Buat daftar
wartawan yang mendatangi lokasi kejadian
14.
Tekankan pada
komitmen organisasi untuk melingdungi keamanan dan kenyamanan warga organisasi
15.
Hindari
memberikan pernyataan of the record”
16.
Pertimbangkan
untuk menyususn langkah-langkah publisitas untuk mengatasi kesan negatif yang
ditingalkan krisis
17.
Bersiaplah
untuk membahas 5W+1H krisis itu terjadi
18.
Jangan pernah
memintah untuk melihat kembali catatan atau berita yang dilihat wartawan
19.
Bila informasi
yang diperlukan wartawan tidak tersedia berikan penjelasan, kenapa belum
tersedia
20.
Beri
perlakuan yang sama pada setiap wartawan
21.
Beritahukan
pada para wartawan waktu pemberitahuan informasi paling baru yang bisa
diperoleh
22.
Buat kliping
berita media cetak dan rekaman media elektronik
23.
Tunda semua
siaran pers yang tidak on time hingga tiba saat yang baik setelah krisis
Langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah melakukan conferensi pers. Dalam melakukan konferensi pers,
hal yang perlu dilakukan adalah mengundang pihak-pihak terkait yang bisa yang
menjadi solusi tentang permasalahan tersebut seperti tim penyidik dan
sebagainya.
Pada saat konferensi pers
berlangsung tentukan seorang juru bicara, misalnya humas POLDA Bali. Hadirkan
juga tim penyidik yang berwenang untuk bisa membantu menjawab pertanyaan dari
wartawan. Kemudian, menekankan sisi positif untuk semua pertanyaan yang
disampaikan pada media massa.
2. Pihak
Polisi secara Nasional
Hal yang bisa dilakukan
oleh pihak polisi secara nasional ketika sedang mengalami krisis dari kasus
diatas antara lain :
1.
Membuat
baliho tentang berbagai aturan dan sanksi lalu lintas.
2.
Mengadakan
sosialisasi mengenai peraturan lalu lintas kepada masyarakat.
3.
Mengadakan
bakti sosial kepada masyarakat untuk mengembalikan citra positif.
4.
Memaksimalkan
pelayanan publik.
5.
Memperketat
pengawasan pada anggota polisi.
D. Kesimpulan
Jadi dari ilustrasi dan
kejadian yang paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa membangun image (
building image ) sebuah instansi merupakan hal yang sangat besar dan sangat
berpangaruh terhadap kelansungan instansi tersebut. Banyak hal yang akan
diperoleh apabila image dan penilaian yang diberikan masyarakat terhadap
instansi tersebut bernilai positive akan dapat meningkatkan eksistensi instansi
khususnya POLDA bali tesrsebut. Dan peranan PR dalam hal pemecahan krisis yang
dihapadi sangatlah berpengaruh dan sangat berguna dalam pemecahan dan
penanggulan konflik yang ada pada tubuh internal instansi itu sendiri. Dan hal
yang sangat perlu dilakukan saat krisis berlansung adalah pendekatan yang
insidentil khususnya kepada publik supaya citra ( image ) di mata masayarakat
akan kembali membaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah Bacaan ini memberi manfaat bagi saudara....!!!!
Mohon masukan yang membangun, karena kita semua pasti pernah merasakan suatu kesalahan...!!!!!