Social Icons

Pages

Kamis, 25 April 2013

MAKALAH ETIKA MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA

ETIKA MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA


Tugas Kelompok Mata Kuliah MEDIA RELATIONS
PR/ A
DOSEN PEMBIMBING: MUHAMMAD BADRI M.SI
Disusun Oleh :
JASRIPAN
MARTIKA OETAMI
ROSSI NOVERIAU WANTI
SINTA SARI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMUN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KHASIM

RIAU
PEKANBARU
2013

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat kesehatan dan rizki yang banyak kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang sederhana ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam kami haturkan buat kekasih Allah S.W.T yakni Nabi besar Muhammad S.A.W.
            Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini maupun isi pembahasan dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga kami bisa lebih baik dalam pembuatan makalah yang lain kedepannya.


Pekanbaru, 09 April 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

      A.     Latar Belakang
Etika mendorong dan mengajak setiap individu untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri yang dapat dipertanggung jawabkan (bersifat otonom). Dalam hal ini tidak ada campur tangan dari individu yang lain karena secara sadar setiap inividu berusaha untuk memutuskan berdasarkan pendapatnya sendiri. Etika terungkap dari perilaku moral dalam situasi tertentu. Peran etika dalam kehidupan pribadi dan praktisi sendiri juga sama pentingnya.
Etika profesional adalah tindakan seseorang dirancang untuk menciptakan kebaikan yang paling tinggi baik bagi klien maupun bagi komunitas secara keseluruhan, bukan untuk meningkatkan posisi dan kekuasaan praktisi. Perilaku profesional di dasarkan pada apa yang secara umum di anggap sebagai motif yang luhur, yang di pantau dan di ukur berdasarkan kode perilaku yang berlaku dan di laksanakan melalui interpretasi kongkrit bagi mereka yang menyimpang dari standar kinerja yang telah di terima. Kode perilaku profesional di tujukan untuk menentukan norma perilaku yang dapat di terima bagi para karyawan dan profesional dalam berkarya.
Hubungan klien dalam hal ini adalah media dengan profesional merupakan sebuah hubungan kepercayaan, hubungan kepercayaan ini berbeda dengan hubungan dengan pelayan ketrampilan. Etika profesi merupakan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang diterima dan di taati oleh para pegawai atau karyawan, berupa peraturan-peraturan, tatanan yang di taati semua karyawan dari organisasi tertentu, yang telah di ketahuinya untuk di laksanakan, karena hal tersebut melekat pada status atau jabatannya. Dalam kata lain etika profesi adalah kebiasaan yang baik atau peraturan yang diterima dan ditaati oleh para karyawan dan telah mengendap menjadi bersifat normatif.

Sebagian besar organisasi profesional dan banyak perusahaan bisnis lainnya mempunyai kode etik. Dalam setiap profesi tersebut pasti memiliki kode etik yang berbeda. Dalam usaha mencanangkan patokan dari perilaku bertanggung jawab, mereka harus menegakkan kode etik yang merupakan dasar bagi profesionalisme sesuai dengan pernyataan mereka dengan pertimbangannya adalah kredibilitas. Etika profesi sangat penting terutama dalam rangka untuk pembinaan karyawan, untuk meningkatkan mutu serta mewujudkan pribadi karyawan yang jujur, bersih, berwibawa, semakin mempunyai rasa memiliki organisasi, tanggung jawab, dalam keterlibatannya untuk mengembangkan organisasinya, rasa ikut memilikinya besar.
 Etika profesi dapat membimbing karyawan dalam menjalankan tugasnya sehingga mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan seksama, etos kerja yang tinggi, dengan tanggung jawab, sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Selain itu etika profesi juga dapat memberi arah, petunjuk untuk membentuk kepribadian seseorang sesuai dengan profesinya kemudian hasil kerjanya dapat memuaskan publik yang dilayaninya.
      B.     Rumusan Masalah
Dari uraian Latar Belakang diatas pemakalah tertarik dan berusaha menyelesaikan Tugas kelompok yang diembankan Oleh Bapak BADRI M.SI dosen pengampu mata kuliah Media Relations yang berjudul Etika Menjalin Hubungan dengan Media.

BAB 11
PEMBAHASAN

Public Relation adalah merupakan salah satu profesi yang memiliki kode etik. Dalam Public Ralation kode etik disebut sebagai kode etik Publik Relation atau kode etik kehumasan atau etika profesi humas. Dalam buku Etika Kehumasan karangan Rosady Ruslan disebutkan bahwa etika profesi humas merupakan bagian dari bidang etika khusus atau etika terapan yang menyangkut dimensi sosial, khususnya bidang profesi.
Kegiatan Humas atau profesi Humas (Public Relation Professional), baik secara kelembagaan atau dalam stuktur organisasi (Public Relation by Function) maupun individual sebagai penyandang professional Humas (Public relation Officer by Professional) berfungsi untuk menghadapi dan mengantisipasi tantangan kedepan, yaitu pergeseran sistem pemerintahan Orde Baru menuju sistem reformasi yang lebih demokratis dalam era globalisasi yang ditandai dengan munculnya kebebasan pers, mengeluarkan pendapat, opini dan berekspresi yang terbaik, serta kemampuan untuk berkompetitif dalam persaingan pasar bebas, khususnya di bidang jasa teknologi informasi dan bisnis lainnya yang mampu menerobos batas- batas wilayah suatu negara, sehingga dampaknya sulit dibendung oleh negara lain sebagai target sasarannya.
      A.     Pegertian Hubungan Media
Hubungan media adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance).
Dalam profesi humas hubungan media juga sering kali dipahami sebagai penanganan krisis dengan memberitakan tentang hal-hal positif tentang perusahaan saat perusahaan sedang dilanda berita negatif. Pada saat krisis cara terbaik penanganan hubungan media oleh humas adalah dengan mengakui dan memperbaiki kesalahan dengan menginformasikan usaha-usaha ke depan. Dalam hal ini baik media massa maupun humas dalam posisi saling memanfaatkan dan saling diuntungkan (simbiosis mutualisme). ( Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Contoh pemanfaatan media massa untuk kepentingan organisasi dan publisitas positif adalah liputan berita saat Fraksi PDIP DPR mengembalikan total uang insentif legislasi sebesar Rp 3,4 miliar, Perhatikan bahwa hal ini bisa dilakukan tanpa liputan berita, namun dengan diliput berita maka kejadian ini menimbulkan citra positif untuk organisasi dan di saat yang sama media massa mendapatkan berita.
      B.     Etika Menjaga Nama Baik Perusahaan
Menjaga nama baik Perusahaan merupakan kewajiban seluruh insan Perusahaan, sikap dan perilaku insan Perusahaan dalam berinteraksi dengan komunitas dan pihak-pihak lain di luar perusahaan dinilai oleh masyarakat secara langsung atau tidak langsung sebagai cerminan dari budaya perusahaan serta menjadi tolAk ukur dalam menilai citra perusahaan.
Untuk itu segenap insan Perusahaan harus selalu:
    1.   Bersikap jujur dan terbuka, berpijak pada nilai nilai budaya kerja, mentaati sistem dan prosedur secara konsisten, mematuhi norma-norma masyarakat serta mematuhi peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
     2.   Mempunyai rasa memiliki kewajiban untuk selalu menjaga nama baik dimana insan Perusahaan berada dan selalu mempertimbangkan dampak suatu tindakan ataupun perbuatan terhadap citra perusahaan.
     3.    Menghindarkan diri dari perbuatan atau hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik Perusahaan dan atau dapat menurunkan citra Perusahaan.

     C.     Etika Menjaga Hubungan Baik Antar Pegawai
Hubungan baik yang terjalin antar insan perusahaan akan menciptakan suasana kerja yang positif, harmonis, dan dinamis. Oleh karena itu segenap insan perusahaan harus selalu menjaga hubungan baik, saling menghormati sehingga tercipta suasana kerja yang saling mendukung serta menumbuhkan suatu tim kerja yang kuat guna mendukung produktifitas perusahaan. Hubungan baik antar insan perusahaan mencakup hubungan antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya maupun sesama insan  perusahaan.
Sebagai atasan harus memiliki sikap sebagai berikut:
        1. Memberikan contoh serta teladan yang baik dan tanggap terhadap aspirasi bawahan serta bersedia menanggung resiko dan tanggungjawab jabatannya. 
       2. Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada bawahan untuk bekerja secara produktif, memberi kesempatan untuk mengembangkan karir serta tidak menjerumuskan bawahan pada tindakan yang tercela.
           3.  Memberikan motivasi kepada bawahan agar dapat bekerja dengan baik dan memberikan penghargaan yang sesuai.
           4.   Memperhatikan dan mempertimbangkan masukan dari bawahan dalam setiap pengambilan keputusan.  
           5.   Menilai bawahan berdasarkan prestasi dan kemampuan dengan ukuran penilaian yang jelas.
         6.    Mengenakan sanksi kepada bawahan atas dasar tingkat kesalahan dan bukan atas dasar balas dendam.

     D.    Etika Hubungan Perusahaan Dengan Media Massa
Perusahaan memandang media massa merupakan salah satu sarana yang efektif untuk berkomunikasi dengan stakeholders korporasi dan berperan dalam mendukung keberhasilan usaha. Untuk itu pemanfaatan media massa ditempatkan pada posisi yang seimbang dalam hal hal sebagai berikut.
1. Menjadikan media massa sebagai mitra usaha dan alat promosi untuk membangun dan meningkatkan citra perusahaan yang baik dimata stakeholders.
2.    Menjadikan media massa sebagai sarana untuk menerima masukan atau kritik yang relevan dan berimbang dari stakeholders guna memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
3.   Penyampaian informasi perusahaan kepada media massa harus berpegang kepada kebenaran sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau ditunjuk.
4.   Perusahaan harus terlebih dahulu memperhitungkan segala resiko termasuk biaya yang harus ditanggung dan kemungkinan yang lain sebagai akibat pemberitaan media massa.
5.    Memberikan kesempatan kepada media massa untuk membangun kerja sama dalam pemuatan berita dan program sosial perusahaan sebagai bagian dalam memberikan informasi kepada stakeholders perusahaan.
   
      E.     Memahami Karakteristik Media
Praktisi PR harus tahu banyak segala hal tentang media. “Istilahnya ketahuilah dengan siapa anda bicara”. Beberapa hal yang harus dipahami antara lain:
1.    Karakteristik jenis media( cetak dan elektronik)
Perbedaan jenis media ini mempengaruhi pola kerja wartawan , Bentuk penulisan , dan sebagainya. Mungkin praktisi PR tidak boleh kaget jika ada waratawan cetak yang ingin mendapatkan informasi yang secepatnya,karena ia dikejar deadline.
2.    Kebijakan Redaksional
Kebijakan redaksional menyangkut aturan-aturan penulisan berita(bahasanya, bentuk hurufnya, pola pemberitaannya, dan lainnya).media yang biasa digunakan untuk menerima informasi(surat, telepon, faksimili,atau email), batas deadline (cut times), dan lainnya.
3.  Sistim distribusi
-wilayah edarnya, apakah lokal atau nasional
-Segmentasi khalayak, mencakup jenis pendidikan, agama, pekerjaan , atau gaya hidupnya
-frekwensi penerbitan, harian, mingguan atau bulanan.
4.  karakteristik wartawan
     Pemahaman terhadap wartawan ini penting, mengingat setiap hari PR bertemu dengan wartawan. Secara umum wartawan memiliki ciri-ciri:
a.    Krisis dan ingin tahunya tinggi
Wartawan dikenal tidak cepat puas dengan materi informasi dari narasumber.
b.    Wartawan senang membuat berita komprehensif
Ini wujud dari sikap kritis diatas .berita komprehensif adalah berita yang ditulis secara lengkap dan dari berbagai sudut pandang.
c.    Wartawan senang membuat eksklusif
Adalah berita yang lain dari yang lainnya, ini adalah efek dari kompetisi jurnalistik.
d.   Wartawan bersifat nonprotokoler
Wartawan dalam melakukan profesinya lebih suka menghindari hal-hal yang formalitas dan protokoler.
e.    Wartawan adalah orang yang sibuk tapi tidak terikat jam kerja
Wartawan sibuk karena dikejar deadline . wartwan tidak mempunyai jam kerja tetap mengingat tugasnya mencari berita. Berita bisa terjadi kapanpun, dimanapun dan berita tidak menunggu siapapun dan apapun.
f.     Wartawan cenderung membela yang “tertindas”
Tidak bisa dipungkiri, wartawan secara emosional lebih banyak memberitakan pihak yang tertindas,jika terjadi unjuk rasa karyawan , wartawan akan banyak mengekspos sisi penderitaan karyawan. Sifat wartawan ini juga diakui oleh Agil H. Ali, wartawan senior jawa timur.

BAB 111
PENUTUP
       A.    Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui bahwa semua kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan citra baik di internal maupun eksternal perusahaan itu adalah bagian dari tugas Praktisi Public Relations suatu perusahaan itu sendiri, berkaitan dengan topik permasalahan yang dibahas dalam makalah ini maka dapat disimpulkan didalam tugas seorang praktisi disuatu perusahaan dalam mencari,meningkatkan dan mempertahankan relasi, baik dengan pemerintahan maupun dengan Media informasi, maka praktisi Public Relations itu harus memperhatikan etika-etika yang berlaku dan berkembang dalam dunia yang ingin dia terjuni, seperti pepatah apabila kita ingin mendekati Orang lain, maka kenalilah dahulu syapa orang ingin didekati.

      B.     Kritik dan Saran
Kami selaku pemakalah membuat pernyataan bahwa kami tidak mengakui apa yang telah kami buat ini adalah sempurna dan tidak akan pernah sempurna apabila kami tidak pernah merasakan apa itu kesalahan, kami dengan sadar dan dalam kerendahan hati tidak akan merasa sakit hati atau tersingggung apabila ada kritikan dan saran dari saudara-saudari semuanya yang disini bersifat membangun dan dalam tutur kata yang memang layak diucapkan oleh seorang Calon Praktisi PR. TERIMAKASIH !!!

      C.     Daftar Pustaka
Kriyanto,Rachmat.2008 Public Relations Writing.Jakarta: PT Fajar Interpratama Offset
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah Bacaan ini memberi manfaat bagi saudara....!!!!
Mohon masukan yang membangun, karena kita semua pasti pernah merasakan suatu kesalahan...!!!!!

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Tanpa Suatu Usaha, Maka jangan pernah berharap adanya Hasil.