BAB I. PENDAHULUAN
A. Definisi
Opini Publik
Public
Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat
umum“, dengan demikian public diterjemahkan
dengan “umum“ sedangkan opinion dialih
bahasakan dengan “pendapat“. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya
diterjemahkan dengan “hubungan masyarakat“, dalam hal ini public diterjemahkan dengan
“masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan
dengan “hubungan“ (Sunarjo, 1984 :22).
( Olii, 2007:20)Opini adalah
pendapat, ide ataupun hasil pikiran manusia untuk menjelaskan kecenderungan
atau preferensi
tertentu terhadap perspektif dan ideologi
akan tetapi bersifat tidak objektif
karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah
pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau
kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.
(
Hegar,2011:01)Publik adalah umum, seperti yang kita ketahui bahwa kata publik
tersebut pada dasarnya biasa digunakan untuk hal yang bersifat umum, ataupun
dinikmati oleh orang bnyak dan juga bisa dikatakan bahwa publik tersebut adalah
menyangkut hal-hal yang bersifat universal atau menyeluruh. Disini kami
menitikberatkan publik lebih kearah sekelompok manusia yang bertindak sebagai
komunikan. Apabila dikaitkan dengan suatu kebijakan, keputusan, maka publik
tersebut bisa dikatakan sekumpulan manusia yang mayoritas aktif dalam
pembentukan suatu opini dari suatu kebijakan ataupun suatu keputusan yang telah
dikeluarkan.
Dari
penjelasan diatas maka kami selaku pemakalah memberikan salah satu definisi
dari opini publik tersebut, bahwa opini publik itu ialah suatu persepsi atau
suatu pendapat yang dihasilkan oleh sekelompok manusia terhadap suatu kejadian
yang terjadi dan mungkin akan terjadi. Atau opini publik adalah sebagai suatu
kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial.
Jadi,
publik bercirikan :
1. Mempunyai
kepentingan atau perhatian yang sam terhadap suatu isu atau objek tertentu.
Kepentingan atau perhatian ini yang mengikat publik secara emosional.
2. Tidak
harus berada dalam suatu wilayah geografis. Publik bisa berada dalam tempat
yang berjauhan dan tidak saling mengenal ( anonim ). Contoh publik : penggemar
acara “ Empat mata “ Tukul arwana di Trans7. Mereka mempunyai
perhatian yang sama pada acara itu dan tempat tinggalnya bisa berbeda kota.
Adapun cara mengetahui adanya opini publik, dapat
diketahui pada tahun 1963, Indonesia berkonfrontasi dengan Belanda mengenai
Irian Barat. Di radio, surat kabar, rapat-rapat umum, pidato-pidato,
ceramah-ceramah dan lain-lain orang membicarakan tentang Irian Barat. Pada
umumnya pembicara-pembicara itu cenderung kepada pendapat bahwa Irian Barat
adalah milik pemerintah Indonesia, oleh karena itu bangsa Indonesia wajib
merebutnya kembali, dan hal inilah yang menjadikan bahwa pendapat-pendapat itu
sangatlah penting dikarenakan dapat mengambil suatu keputusan bersama. Gejala
demikian biasanya disebut public opinion
atau opini publik.
Adapun dari gejala tersebut diatas, dapat diketahui
bahwa adanya pengertian tentang
pendapat
itu sama dengan opinion, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan.
b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak
pendapat.
c.
Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.
B.
Proses pembentukan Opini Publik
(Mardiah,2010)Pada
bagian ini proses pembentukan opini publik menggambarkan mulai dari persepsi
seseorang sehingga terbentuknya suatu opini publik, yaitu berakar dari latar
belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang akan melahirkan suatu
interpretasi atau pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuk suatu
opini publik, apakah nantinya bersifat mendukung, dan menentang atau
berlawanan. Pendirian merupakan apa yang dirasakan seseorang dan timbul attitude (sikap yang mencerminkan kepatuhan
dan rasa menghormati dengan tulus )
sebagai sikap yang dapat tersembunyi dalam diri seseorang, dan dapat
dalam bentuk symbol, bahasa tubuh, verbal, mimik muka serta bahkan dari suatu
warna yang dipakainya. Opini dari seseorang itu kemudian secara akumulatif
dapat berkembang menjadi suatu consensus (kesepakatan), dan terkristalisasi
jika masyarakat dalam kelompok tertentu mempunyai kesamaan dalam visi, ide,
nilai-nilai yang dianut, latar belakang dan hingga tujuan yang hendak dicapai
dikemudian hari akan terbentuk menjadi opini publik.
C. Kekuatan
Opini Publik
Telah
dikemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu kesatuan
pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan suatu
penilaian sosial. Oleh karena itu, maka pada pendapat publik melekat beberapa
kekuatan yang sangat diperhatikan :
1. Opini
publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang
yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa seseorang atau sekelompok
orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri,
rasa tak berarti lagi dalam masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus
asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu bunuh diri atau mengundurkan diri dari
jabatannya.
2. Opini
publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan
susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun antara yang muda
dengan sesamanya.
3. Opini
publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan bisa juga
menghancurkan suatu lembaga.
4. Opini
publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan.
5. Opini
publik dapat pula melestarikan norma sosial.
BAB II. EKONOMI DAN BISNIS
(
Josep bintang kalangi,2009:4) Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial
yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi,
dan konsumsi
terhadap barang
dan jasa.
Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yaitu (oikos) yang berarti keluarga,
rumah tangga dan (nomos) yang berarti peraturan, aturan, hukum.
Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga"
atau "manajemen rumah tangga."
Secara
etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis"
sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata
bisnis dapat merujuk pada badan usaha,
yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari
laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor
pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang
paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas
penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
A. Strategi komunikasi dalam pembentukan Opini Publik
(Rachmad kriyanto, 2008: 4) ia menjelaskan bahwa Yang
berperan dalam usah membangun citra ( image ) suatu perusahaan adalah seorang
PR, citra ( image ) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang
perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitasn produk, budaya perusahaan,
perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan
lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikap publik, apakh
mendukung, netral atau memusuhi.
Benci (Hostility)
Prasangka buruk(prejudice)
Apatis (Apathy
)
Tidak
tahu (Ignorance)
|
Simpati (sympayhy)
Menerima (acceptance)
Menaruh perhatian (Interest)
Berpengetahuan (Knowletge)
|
Tujuan PR adalah mengubah sikap publik
Dari gambar diatas menjelaskna bahwa tujuan public
relation adalah agar citra perusahaan positif dimata publiknya. Gambar tersebut
merupakan contoh upaya mengubah sikap dari benci menjadi simpati yang berhasil.
Citra positif mengandung arti kredibilitas dimata publik adalah baik.
Kredibilitas mencakup dua hal, yaitu :
1.
Kemampuan
(expertise)
Persepsi publik bahwa perusahaan dirasa mempunyai
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan , harapan maupun kepentingan publik.
Misalnya produk-produk yang dihasilkan murah, berkualitas, dan ramah
lingkungan.
2. Kepercayaan (trustworthy)
Persepsi publik bahwa perusahaan dapat dipercaya
untuk tetap komitmen menjaga kepentingan bersama. Perusahaan dipersepsi tidak
semata-mata mengejar kepentingan bisnis, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan
dan kepuasan konsumen. Bahkan perusahaan dituntut memperhatikan aspek-aspek
sosial. Dalam hal ini PR harus dapat meyakinkan publik melalui program
komunikasi bahwa program-program perusahaan diarahkan meujudkan investasi
sosial, yaitu program yang ditujukan untuk mendukung kesejahteraan sosial.
Citra perusahaan bukan hanya dilakukan oleh seorang
PR , tetapi juga didukung oleh perilaku seluruh unsur perusahaan ( karyawan,
manajer, dan lainnya ) ikut andil dalam pembentukan citra ini, baik disadari
atau tidak. Perilaku itu berkaitan dengan tugas atau tidak, misalnya, seorang
karyawan hotel yang kecanduan narkotika dan tertangkap polisi sedang nyabu
dirumahnya. Kemudian berita ini menyebar dimasyarakat . meskipun tidak ada
kaitannya dengan hotel tempatnya bekerja, peristiwa ini berpotensi membuat
jelek nama hotel.
Kita ingat bahwa salah satu prinsip dasar komunikasi
ialah (we can’t not communicate). Artinya, apapun perilaku kita verbal atau non
verbal, berpotensi mengkomunikasikan makna tertentu bagi orang lain, terlepas
dari sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak.
B. Fungsi public relation
(Rachmad
kriyanto, 2008: 4) Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang
seharusnya dilakukan oleh PR sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang public
relation. Jadi, PR dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan
kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan
dan menjamin kepentingan publik.
Secara garis besar fungsi public reltion adalah :
1.
Memelihara
komunikasi yang harmonis antara perusahaan denga publik
2.
Melayani
kepentingan publik dengan baik
3.
Memelihara
perilaku dan moralitas perusahaan denga baik
Sedangkan Cutlip & Center menyebut fungsi Public Relation adalah sebagai berikut :
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan
organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik
dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan
opini publik kepada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan
perusahaan untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan
dan publik, baik internal maupun eksternal.
5. Buatlah kesepakatan yang saling menguntungkan
Faktor-faktor
Ekonomi mempunyai Hubungan dengan opini
(
Olii, 2007:20) Faktor-faktor yang dimaksud cara memenuhi kebutuhan akan barang
dan jasa. Hal tersebut mencakup semua proses melalui bentuk sosial berupa fisik
dan jasa yang ditemukan, diciptakan, ditransfer dan diawetkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Hal itu tampaknya merupakan istilah yang
sangat luas. Tetapi, definisi tersebut dimaksudkan untuk tidak mencakup :
1. Faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi opini dan prilaku.
2. Lembaga-lembaga
sosial yang pada pokoknyabersifat agama, hiburan, pendidikan, dan ideologi.
3. Bagian
dari lingkungan fisik yang belum dimanfaatkan untuk produksi barang dan
jasa-jasa.
Lagi
pula dengan faktor-faktor ekonomi dimaksudkan tidak hanya barang dan jasa itu
sendiri, tetapi juga hubungan antara para individu dan kelompok yang terlibat
dalam pencitraan, pentransferan, pengawetan dan konsumsi barang dan jasa. Lain
halnya dengan ilmu-ilmu sosial yang dapat dikelompokkan dan di definisikan,
tetapi pengertian mengenai batas-batasnya kabur.
Calvin
Coolidge mengatakan urusan Amerika adalah bisnis, dan menurut Toequeville,
hasrat untuk memperoleh barang-barang yang baik dari dunia ini merupakan nafsu
yang menguasai orang Amerika. Yang lain menekankan hubungan atau sering
kemampuan pengalihan kekuasaan ekonomi kedalam kekuasaan politik. Hubungan
antara kekuasaan ekonomi dan politik di Amerika, telah ditinjau oleh Alpheus
T.Mason, bapak pembangunan pertama yang telah mewarisi buku James Harrington
Oceana tahun 1656, kekuasaan senantiasa mengiringi kekayaan. “saya percaya akan
hal ini”, kata John Adam, peribahasa yang tidak
pernah salah dalam politik, seperti aksi dan reaksi adalah secara
mekanika.
Charles
A.Beard dan Harold Laski adanya ketergantungan politik pada ekonomi, akan
tetapi mereka belum bersedia untuk membenarkan batas-batas suatu teori yang
membuat sifat ingin memperoleh menjadi pendorong utama baik untuk produksi
maupun pemerintahan. Menurut Machiavelli, bila manusia tidak lagi diwajibkan
berjuang karena terpaksa, mereka berjuang karena ambisi, bernafsu untuk
berkuasa. Manusia memang diciptakan untuk menghendaki sagala-galanya, tidak
merasa puas dengan apa yang mereka miliki, tetapi tidak dapat mencapainya.
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
penjelasan sebelumnya, pemeakalah menarik kesimpulan tentang hungungan opini
publik dengan layanan ekonomi bisnis itu ialah setiap suatu lembaga ataupun
suatu perusahaan pada hakikatnya akan selalu mengharapkan persepsi yang positif
dari publik, dikarenakan tanpa adanya persepsi yang positif dari publik maka
akan berdampak buruk bagi suatu lembaga ataupun suatu perusahaan, apabila ini
terjadi, maka tidak kecil kemungkinan bahwa lembaga ataupun suatu perusahaan
tersebut akan tidak berjalan lagi fungsinya sebagai mana yang telah diharapkan.
Pelayanan suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap
opini publik, semakin baik pelayan publik yang dilakukan oleh suatu perusahaan
maka akan berdampak positif bagi ekonomi bisnis perusahaan tersebut, pada
initinya, semakin baik pelayanan publik yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
maka akan semakin baik pulalah persepsi publik terhadapnya dan akan menimbulkan
dampak ekonomi yang juga baik bagi perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka
Kriyantono,Rachmat. Public Relation Writing,Jakarta: Kencana, 2008.
Pangarep,Hegar. Publik
Relation: Yogyakarta: Media
pressindo, .2011
Giri, Fahreza anand.300 Kutipan inspirasional: Yogyakarta: Pinang merah residence,
2010.
Rubani, Mardiah. Psikologi
Komunikasi: Pekanbaru: UR Press, 2010
Made, I sudana. Manajemen
Perusahaan Teori dan Praktek: Jakarta: Erlangga
Ruslan, rosady.
Etika kehumasan: Jakarta: Fajar interpratama Offset, .2001
Bintang, Kalangi Josep. Matematika Ekonomi dan Bisnis: Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Olii,
Helena. Opini Publik: Jakarta: PT
Indeks, 2007.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26467/4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apakah Bacaan ini memberi manfaat bagi saudara....!!!!
Mohon masukan yang membangun, karena kita semua pasti pernah merasakan suatu kesalahan...!!!!!